Pagi ini saya mengantar anak untuk mengikuti pertandingan sepak bola bersama timnya. Tak lama kemudian, pertandinganpun di mulai. Selang beberapa menit setelah pertandingan di mulai, team tuan rumah mencetak gol. Setelah team tamu kemasukan satu gol, mereka jadi semakin bersemangat dan mulai melakukan serangan balik. Mereka akhirnya bisa menyamakan kedudukan dan pertandingan berakhir dengan hasil seri.

Dari pertandingan itu, saya melihat bahwa kehidupan kitapun hampir sama dengan tim sepak bola, kita ada penyerang, kita ada lini tengah dan lini belakang/bek yang menjadi satu kesatuan lini pertahanan. Lini pertahanan ini sama seperti kehidupan kita, disaat kita tekun berdoa, baca kitab suci dan bersekutu dengan Tuhan setiap hari, lini pertahanan kita akan menjadi sangat kuat sehingga tidak ada satupun yang dapat menjatuhkan kita.

Tetapi disaat kita jatuh, yang harus kita lakukan adalah bangkit dan mulai memperbaiki kehidupan kita, bukannya diam-diam saja dan semakin terpuruk. Karena dalam Efesus 6:10-20, kita bisa melihat bahwa perjuangan kita bukan melawan darah dan daging melainkan roh-roh jahat diudara. Sehingga kitapun harus senantiasa berjaga-jaga dan mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah, mempergunakan perisai iman dan membaca firman Allah setiap harinya.

Juga di ayat 18, kita terus diingatkan untuk terus berdoa setiap waktu dan berjaga-jaga dalam doa kita dengan permohonan yang tak putus-putusnya. Jadi kalimat ‘dengan permohonan yang tak putus-putusnya’, berarti tidak ada waktu untuk berhenti dan menyerah dalam berdoa. Memang tidak mudah untuk berdoa disaat kita sedang dalam masalah, tetapi disaat kita mengundang Tuhan masuk dalam kehidupan kita disaat kita rapuh berarti kita mengijinkan Tuhan untuk berkarya dalam kehidupan kita, dan tidak mengandalkan kekuatan kita sendiri. (A.N.T)

Categories:

Tags:

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *