Minggu ini saya mendapat pengalaman yang begitu berkesan dalam perjalanan iman saya. Saya diminta untuk membawakan firman di komunitas PDKK. Sejujurnya, ketika pertama kali diminta, hati saya langsung diliputi banyak keraguan. Di hadapan saya ada om dan tante yang sudah senior, penuh pengalaman hidup dan iman, sedangkan saya baru berusia 32 tahun. Rasa minder itu muncul begitu kuat.
“Siapa saya sehingga bisa berbicara di hadapan mereka?”
“Apa pantas saya menyampaikan firman Tuhan kepada mereka yang lebih tua?”
Tidak bisa dipungkiri, rasa takut dan nervous sangat besar. Saya khawatir terlihat seperti “menggurui”, saya takut penyampaian saya kurang tepat, bahkan sempat terlintas pikiran untuk menolak. Namun, dalam doa, Tuhan mengingatkan saya pada satu hal penting: ketika Ia mengutus, Ia pun akan menyertai. Firman yang saya sampaikan bukanlah milik saya, melainkan milik Tuhan sendiri. Tugas saya hanyalah menjadi alat, membiarkan Dia bekerja melalui setiap kelemahan saya.
Saat tiba waktunya berbicara, rasa gugup masih ada, tetapi perlahan-lahan saya merasakan damai yang hanya datang dari Tuhan. Kata-kata yang sebelumnya saya takutkan terhenti justru mengalir dengan lancar. Saya sungguh percaya, bukan karena kemampuan saya, melainkan karena Tuhan yang memampukan.
Yang membuat hati saya semakin terharu adalah setelah firman selesai, banyak dari yang hadir datang dan mengucapkan syukur karena firman itu menguatkan mereka. Di saat saya merasa masih banyak kekurangan dan ketidakpuasan, saat itulah justru saya sadar betapa Allah sungguh setia. Ia bisa memakai keterbatasan saya untuk menjadi berkat bagi orang lain. Ia menyempurnakan apa yang terasa kurang dalam diri saya. Tugas saya adalah melakukan bagian saya yang terbaik, dan Tuhan mengerjakan bagianNya.
Pengalaman ini menjadi pengingat yang indah bahwa iman bukan tentang seberapa hebat saya, tetapi tentang seberapa besar saya percaya kepada janji Tuhan. Ketika Ia berkata, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna” (2 Korintus 12:9), saya melihat janji itu nyata dalam hidup saya.
(IVO)
No responses yet