Giorgio, anak kami baru berusia satu bulan, namun Tuhan sudah memberinya kesempatan untuk melayani sebagai Bayi Yesus di malam Natal Misa Indonesia. Ketika pertama kali diminta, kami berdua ragu. Kami masih belajar menyesuaikan diri sebagai orang tua baru, dan misa malam terasa berat, terlebih di jam biasanya Giorgio mulai tidur.

Namun, setelah berdoa, kami memilih untuk percaya dan menjawab “ya”.

Hari itu tiba. Seperti yang kami takutkan, Giorgio mulai lebih sering terbangun, rewel, dan sulit tidur meski sudah disusui. Dia juga terbangun lebih sering. Jujur hati kami cemas, membayangkan suasana malam Natal yang hening terganggu oleh tangisan bayi. Kami datang lebih awal, menyiapkan segalanya sebaik mungkin mulai dari popok, waktu menyusu, dan berharap ia tertidur saat misa berlangsung.

Namun harapan kami tidak terjadi. Saat hendak maju mengikuti perarakan, Giorgio mulai mengeluarkan macam-macam suara reaksi bayi-nya. Tetapi, sungguh luar biasa penyertaan Tuhan, tepat saat perarakan dimulai hingga kami berlutut di depan kandang Natal, ia tenang. Matanya terbuka, menatap dengan tenang, seolah ikut hadir dan mengerti momen kudus itu.

Begitu kembali ke tempat duduk dan misa berlanjut, ia kembali rewel. Namun setelah pulang, Tuhan kembali menunjukkan kasih-Nya. Giorgio tertidur lebih pulas dan panjang dari waktu menyusu dia yang berikutnya.

Dari pengalaman ini, saya belajar untuk terus memberikan hidup keluarga hanya bagi kemuliaan Tuhan. Saya tidak mau menunggu sampai anak saya dewasa, tapi entah dia mengerti atau tidak, saya belajar mengenalkan Kristus dari sejak dia bayi. Dari menyanyikan lagu-lagu PW sampai pada pelayanan yang sederhana. Saya percaya bahwa Tuhan hadir bagi setiap orang yang berserah penuh kepadaNya.

Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau meletakkan dasar kekuatan oleh karena lawan-lawan-Mu, untuk membungkam musuh dan pendendam. (Mzm 8:2) (IVO)

Categories:

Tags:

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *