Di renungan saya yang sebelumnya, saya membagikan mengenai peristiwa saya menunggu visa kerja baru saya yang masih menunggu di-lodged. Renungan kali ini merupakan kelanjutan dari kisah tersebut.

Hari Selasa 11 Juni 2024, hampir genap satu minggu setelah Human Resources perusahaan tempat saya akan bekerja yang baru menginformasikan kalau visa saya sudah siap di lodged. Pagi itu adalah hari terakhir saya aktif bekerja di kantor sebelumnya karena saya memutuskan menghabiskan sisa hari di kontrak saya untuk cuti. Pagi itu, sakit perut rasanya karena masih belum ada kabar lagi dari perusahaannya. “Bagaimana ini, sudah mau berhenti di tempat lama, visa tempat baru kenapa belum jelas,” terdengar ucapan di benak saya. Saya terus mengingatkan diri saya untuk teguh beriman!

Siang itu saya mengajak anggota tim yang datang ke kantor untuk Makan siang bersama. Sembari sesekali melihat inbox email di handphone, harap-harap cemas. Puji Tuhan, saat makan siang tersebut ada pesan baru bahwa visa telah di lodged dan saya mendapatkan bridging visa. Haleluya!

Namun, rasa cemas belum berhenti disitu. Sebenarnya, ada satu pertanyaan yang masih digantungkan jawabannya oleh tim imigrasi, yaitu kapan kira- kira saya dapat mulai bekerja di kantor baru. Singkat cerita, saya mengajukan agar di visa baru ini skill saya diganti ke skill yang lebih cocok dengan spesialisasi saya, karena di tahun sebelumnya saya menemukan beberapa kerugian karena skill yang dicantumkan tidak sesuai dengan spesialisasi saya. Perusahaan baru setuju, namun mereka juga tidak familiar dengan kasus penggantian skill dan apa yang biasanya akan terjadi dengan kondisi kerja.

Setelah mengirimkan email follow up, hari Jumat pagi saya menerima sebuah email panjang lebar dari tim imigrasi yang menerangkan bahwa, karena bridging visa saya mengikuti kondisi visa sebelumnya yaitu hanya bisa bekerja dengan skill A, sedangkan perusahaan baru telah menginformasikan kalau saya akan bekerja dengan skill B, saya hanya bisa mulai bekerja kalau visa baru saya dengan skill B sudah granted. Mereka mencantumkan gambar dari website Department of Home Affairs (DOHA) mengenai lama proses pengurusan visa kerja, kira-kira 50 persen selesai dalam 37 hari dan 100 persen dalam 87 hari. Saya makin sakit perut rasanya membaca informasi tersebut karena harapan saya adalah tim imigrasi dapat membantu memikirkan cara agar saya bisa mulai bekerja dengan bridging visa saya, misalnya dengan meninformasikan detil kasus saya ke DOHA. Namun, kenyataannya mereka malah hanya mengacu ke informasi di website.

Waktu itu pusing rasanya membayangkan bagaimana kalau proses visa saya masuk ke kategori 50 persen atau 100 persen? Berarti paling buruknya saya berisiko tidak dapat mulai bekerja di tempat baru sampai 3 bulan! Apabila hal itu terjadi, tidak hanya masalah tidak ada penghasilan, namun bisa juga mempengaruhi reputasi saya di perusahaan baru karena visa baru saya hanya berlaku satu tahun ke depan.

Setelah menerima email tersebut, saya segera menelepon ke DOHA sambil berharap bahwa mereka dapat menunjukkan cara agar saya dapat mulai bekerja di tempat baru, toh visa baru telah di lodged dan perusahaan baru sudah sah menjadi sponsor visa saya saat ini. Namun, setelah panjang lebar mendiskusikan kondisi saya, jawaban mereka tetap kaku dan meminta saya untuk menunggu sesuai masa tunggu. Karena saya terus meminta alternatif, akhirnya mereka memberikan alamat email kemana saya dapat mengajukan permohonan untuk meninjau kasus saya tanpa jaminan apapun.

Saya langsung membuat draft email saat itu juga. Saya mengecek beberapa kali dan memastikan agar email saya jelas sehingga pembacanya juga paham, karena penjelasan kondisi saya ini rumit. Waktu itu jam menjemput anak sekolah sudah tiba dan saya memutuskan untuk menjemput anak saya dulu dan melanjutkan sisanya nanti. Setelah menjemput anak sekolah, saya mampir ke toko sebentar karena pikiran sudah ruwet. Saya tahu pikiran suami dan kakak saya juga ikut ruwet karena saya sudah menceritakan update saya.

Selesainya belanja ketika saya sudah bergegas menyiapkan hati melanjutkan draft email saya, telepon berdering dari suami saya. Ia melihat ada notifikasi email baru di inbox saya. Saya segera mengecek dan menemukan bahwa visa kerja baru saya dengan skill baru sudah granted! Saya tidak menyangka karena bahkan tanggal grantednya lebih cepat dari tanggal visa saya sebelumnya berakhir, dan visa telah granted dalam 3 hari !!!

Hati saya melonjak kegirangan dan saya yakin 110% bahwa itu adalah hasil pekerjaan tangan Tuhan semata. Tuhan telah membukakan jalan yang lapang untuk saya segera mulai bekerja di tempat baru!

Hari ini ketika saya membagikan renungan ini, melalui kisah saya, mari terus menaruh harapan dan iman pada rencana Tuhan. Yeremia 29:11-14 “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan memulihkan keadaanmu dan akan mengumpulkan kamu dari antara segala bangsa dan dari segala tempat ke mana kamu telah Kuceraiberaikan, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan mengembalikan kamu ke tempat yang dari mana Aku telah membuang kamu. (LGA)

Categories:

Tags:

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *