Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 20 Januari 2024

2 Sam 1:1-4,11-12,19,23-27
Mzm 80:2-3,5-7
Mrk 3:20-21

Keluarga

Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi. – Mrk 3:21.

Jika membaca ayat di atas sepertinya sangat kejam apa yang dikatakan oleh keluarga Yesus. Bagaimana bisa mereka yang merupakan orang terdekat Yesus mengatakan bahwa Dia tidak waras lagi? Namun, saya mencoba memandang hal tersebut dari sudut pandang yang berbeda. Bisa jadi hal itu sengaja dilakukan oleh keluarga-Nya demi melindungi Yesus agar para ahli taurat tidak melakukan sesuatu pada-Nya.

Pernahkah anda mendapatkan perhatian yang negatif dari keluarga anda? Tapi, hal itu mereka lakukan karena mereka mengasihi anda dan takut terjadi sesuatu yang buruk pada anda. Saya pribadi pernah mengalaminya saat masih kanak-kanak. Kadang kala orang tua saya mengatakan kata-kata kasar semacam “bodoh” dengan disertai teriakan, juga tak jarang mereka membandingkan saya dengan anak lainnya yang mereka pandang lebih baik dari saya. Saat itu, saya merasa marah, terluka dan sakit hati. Namun, saat saya telah beranjak dewasa saya bisa sedikit memahami bahwa mungkin hal itu dilakukan oleh orang tua saya sebagai bentuk kepedulian dan kekhawatiran mereka akan masa depan dan keselamatan saya. Perhatian yang negatif itu diharapkan bisa membuat saya menjadi lebih rajin belajar dan semakin berhati-hati dalam melakukan sesuatu sehingga saya tidak celaka.

Seiring berjalannya waktu dan dengan semakin dekatnya relasi dengan Tuhan, ada perbedaan yang cukup signifikan dalam berkomunikasi. Perlahan, kata-kata kasar itu berubah menjadi lebih halus dan saat penyampaianpun lebih ada kasih di dalamnya. (Me).

Apakah saya masih suka menggunakan kata-kata negatif untuk menunjukkan kepedulian saya pada keluarga?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *