Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 11 September 2021

1 Tim 1: 15-17
Mzm 113: 1-7
Luk 6: 43-49

Sinkron

“Mengapa kamu berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?”  – Luk 6:46

Ketika saya menulis renungan ini, situasi dunia kususnya Indonesia sedang mencekam, karena kenaikan jumlah orang yang terkena wabah korona sedang memuncak. Tak heran kalau semua orang terus berseru memohon belas kasih Tuhan. Banyak keluhan dan ratapan dari orang yang kehilangan anggota keluarga ataupun karena terpuruk ekonominya.
Dan pemerintahpun tidak pernah lelah mengingatkan melalui berbagai macam media, agar seluruh warga selalu taat melakukan Prokes (Protokol Kesehatan) untuk keselamatan diri sendiri dan juga orang lain. Namun faktanya adalah yang terdampak wabah terus meningkat. Puji Tuhan, di akhir Agustus, ada tanda grafik wabah mulai menurun.

Tuhan memiliki bagian untuk memberikan berkat, perlindungan, namun manusia juga memiliki bagian yang harus dilakukan, agar terluput dari marabahaya. Oleh karenanya ketaatan harus benar-benar dilakukan, karena ketidaktaatan akan selalu ada efek buruk, baik besar ataupun kecil.
Ketika kita berseru-seru minta perlindungan Tuhan, harus kita imbangi dengan perbuatan, sehingga kebaikanpun akan datang kepada kita yang tentu juga akan berdampak  bagi orang lain.

Doa, harapan, dan perbuatan kita adalah sarana atau pintu bagi rahmat Allah untuk menolong atau memberi kekuatan dan memampukan kita mengatasi segala macam badai dalam hidup kita. Dan dengan demikianTuhanpun akan selalu membawa kita kepada jalan dan  sukacita surgawi-Nya.(In)

Apa yang menjadi harapan saya?Apakah saya sudah melakukan bagian saya?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *