Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Senin, 04 Maret 2024

2 Raj 5:1-15a
Mzm 42:2-3; Mzm 43:3-4
Luk 4:24-30

Ditolak

…”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.” – Luk 4:24b

Pasti hampir semua dari kita pernah mengalami suatu penolakan. Ditolak memang menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan; sedih, marah, sakit hati, depresi, bahkan putus asa. Namun kita bisa mengolahnya dengan cara yang positif, seperti yang dilakukan oleh Yesus. Kita tahu bahwa penolakan yang dialami-Nya adalah penolakan kelas berat. Semua hal baik yang dilakukan-Nya ditanggapi secara negatif oleh banyak orang. Meski demikian, Ia tetap menyikapinya dengan cara-Nya, tanpa emosi atau marah.

Saya pun pernah menghadapi penolakan, di mana kebaikan yang saya berikan ternyata ditolak oleh orang lain. Awalnya saya merasa sedih, “Apakah ada yang salah dengan maksud baik saya sehingga mereka menolaknya?” Saya bingung, mengapa suatu perbuatan baik ditanggapi demikian. Namun, ketika saya belajar menyikapi seperti-Nya, yang saya rasakan hanyalah perasaan bersyukur karena di ijinkan mengalami sedikit dari apa yang dialami oleh-Nya. Tak ada lagi rasa sedih atau sakit hati karena ditolak. Itu juga tidak membuat saya menyerah untuk berbuat baik. Perbuatan baik akan selalu menjadi perbuatan baik dan Tuhan menghargainya, tidak peduli apapun tanggapan orang lain. Dari situ saya juga belajar bahwa berbuat baik itu untuk menyenangkan Tuhan, bukan untuk menyenangkan manusia; sehingga apapun tanggapannya, kita harus terus berusaha melakukan yang terbaik untuk-Nya. (Vn).

Apakah aku pernah menghadapi penolakan? Bagaimana aku menyikapinya?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *