Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Selasa, 12 April 2016

Kis 7:51 – 8:1a
Mzm 31:3-4,6ab,7b,8a,17,21ab
Yoh 6:30-35

ROTI HIDUP

Akulah roti hidup, barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. – Yoh 6:35

Berkarya sebagai pejuang gereja bukan hal yang mudah. Tapi saya sungguh bisa merasakan setiap gerak langkah, ucapan, dan keputusan saya bukanlah perbuatan saya sendiri, tetapi Tuhan sendiri yang memakai tubuh, tangan, mulut dan kaki saya untuk bergerak dan menyampaikan pesan dalam perjuangan saya. Hal ini sangat berbeda dengan masa lalu saya di mana saya berjuang mati-matian dengan tenaga dan kekuatan diri saya, sampai akhirnya saya roboh dan jatuh sakit dalam kelelahan.‎

Namun alangkah bahagianya jiwa saya ketika sekarang melangkahkan kaki mengikuti kehendak Tuhan. Semua terasa begitu ringan dan hampir semua yang saya lakukan berhasil, karena saya bergantung sepenuhnya pada Tuhan dan mempersembahkan semua yang akan saya lakukan kepada-Nya. Saya sungguh menyadari bahwa Tuhan adalah daya hidup yang selalu mengiringi perjalanan kehidupan saya.

Salah satu bentuk penyertaan Tuhan yang nyata saya alami lewat Ekaristi kudus. Dalam Ekaristi, Tuhan sungguh hadir. Kehadiran Tuhan sungguh dapat saya rasakan lewat tubuh dan darah-Nya yang saya terima, dan inilah yang menjadi kekuatan bagi saya untuk mengerjakan tugas pelayanan saya bagi gereja. Kehadiran Tuhan juga selalu mengingatkan kasih-Nya yang tak terhingga dan menghadirkan sukacita bagi semua yang menerima-Nya. (Ld)

Mampukah saya merasakan kehadiran Tuhan dalam Ekaristi?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *