Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 12 Februari 2016

Yes 58:1-9a
Mzm 51:3-6a,18-19
Mat 9:14-15‎

KITA MEMANG BEDA, TAPI KITA SATU

Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak? – Mat 9:14

Pertumbuhan jumlah komunitas saat ini begitu berkembang sehingga umat mempunyai banyak pilihan untuk memutuskan komunitas mana yang sesuai dengan visi dan nilai mereka. Sangat berbeda ketika komunitas kami dibentuk lebih dari dua dekade yang lalu. Kala itu, mungkin selain komunitas kami, hanya ada satu komunitas lainnya.

Hal ini tentu berpengaruh terhadap banyak hal, termasuk soal rekrutmen anggota baru. Setiap komunitas berlomba mengadakan berbagai kegiatan untuk menarik umat untuk bergabung. Tak heran, di kemudian hari timbul isu “menarik domba” antar kelompok.

Pada awalnya, saya pribadipun berpendapat seolah ada persaingan yang kasat mata antar komunitas supaya jumlah umat yang bergabung terlihat besar. Dan harus saya akui, melihat hal ini menimbulkan perasaan tidak damai di hati. Saya sempat bertanya-tanya apakah ini merupakan hal yang sehat mengingat semua ini bertujuan untuk menjangkau jiwa dan membawanya untuk mengalami kasih Tuhan, dan bukanlah untuk “kemegahan” komunitas.

Dalam doa, saya merasa Tuhan menegur bahwa tidak seharusnya kita menanam benih iri hati terhadap komunitas lain. Karena setiap komunitas mempunyai visi dan nilai yang berbeda, dan semua itu dapat dipakai Tuhan untuk menjangkau orang-orang yang tepat untuk bergabung dalam komunitas. Jadi, jauh lebih baik jika komunitas-komunitas yang ada bekerja sama untuk melayani umat Tuhan agar semakin banyak orang yang memiliki wadah untuk lebih bertumbuh. (Jc)

Apakah komunitas saya membuat saya lebih bertumbuh?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *