Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Senin, 15 Februari 2016

Im 19:1-2,11-18
Mzm 19:8-10,15
Mat 25:31-46

TOLONG

Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan. – Mat 25:35

Sebenarnya ayat di atas adalah ayat yang mudah. Dalam versi singkat, Yesus ingin kita membantu orang yang membutuhkan. Itu saja. Sesuatu yang sebenarnya tidak sulit, hanya saja, terkadang kita tidak cukup peka melihat kebutuhan orang lain, apalagi membantu.

Jujur saja, sayapun termasuk tipe orang yang cuek. Bila hal itu tidak berhubungan dengan diri saya sendiri, saya cenderung untuk tidak terlalu memperdulikannya. Lagipula, hidup sudah cukup susah, bukan? Buat apa menambah kesusahan diri sendiri dengan kesusahan orang lain. Hal ini sangat berbeda dengan kakak saya yang tipenya sangat perhatian. Sebelum orang lain meminta, seringkali dia sudah siap menawarkan bantuan. Bahkan kadang saya sendiri yang merasa gemas mengapa ia bersikap sebaik itu kepada orang lain. Namun saya tahu, itulah sifat baik yang tertanam di dalam dirinya sejak awal.

Terlepas dari hal itu, karakter setiap orang memang berbeda. tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk. Tetapi memang sudah sebaiknya kita menanamkan sikap rela membantu. Lagipula, sikap tolong-menolong sudah menjadi budaya bangsa kita sejak dulu. Memang budaya itu sudah terkikis seiring berjalannya waktu, namun sudah menjadi tanggung jawab kita untuk melestarikannya dengan membuka hati dan mulai menjadi lebih peduli akan sesama kita. (Hd)

Apakah saya bersedia menolong orang yang membutuhkan bantuan?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *