Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Senin, 18 Juli 2016

‎Mi 6:1-4,6-8
Mzm 50:5-6,8-9,16-17,21,23
Mat 12:38-42

RENDAH HATI

..dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu? – Mi 6:8b‎

Beberapa tahun lalu, kami berencana merenovasi bagian belakang rumah menjadi tiga tingkat. Namun di tengah perjalanan, kami digugat oleh tetangga belakang kami karena kuatir nanti roboh dan menimpa rumahnya. Kejadian itu membuat saya dan ayah kesal, karena sebelumnya para tetangga sudah memberikan ijin. Dan sekarang, beliau tetap memaksa kami untuk merobohkan bangunan yang sudah jadi.

Ayah dan saya tetap tidak setuju, namun saat itu dengan tenang ibu meminta kami untuk menuruti keinginan si bapak. Saya begitu marah kepada Tuhan. Mengapa Tuhan tidak mengabulkan doa kami? Berbulan-bulan saya hidup dalam kebencian, hingga seorang teman mengajak saya ikut Seminar Hidup Dalam Roh. Di situlah saya dilepaskan dari rasa sakit hati yang mendalam. Saya teringat dengan seorang teman yang mengatakan “kehilangan sesuatu memang tidak enak, tapi kalau memang itu rencana Tuhan, Dia pasti menggantinya dengan yang lebih baik.” Setelah itu, saya kembali rajin berdoa dan ke gereja, bahkan kembali aktif dalam pelayanan.

Ternyata benar, delapan tahun setelah kejadian itu, Tuhan memberi kami rumah baru yang jauh lebih besar. Tak henti-hentinya kami mengucap syukur atas kebaikan Tuhan. Saya jadi teringat akan perkataan ibu saya dulu: Orang yang rendah hati suatu saat akan berbuah manis. Apapun pergumulan yang kita hadapi, belajarlah menjadi orang yang rendah hati. Dengan kerendahan hati, Tuhan akan menjawab doa-doa kita. (Ar)

Sudahkah saya belajar untuk rendah hati?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *