Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Kamis, 20 April 2017

Kis 3:11-26
Mzm 8:2a,5-9
Luk 24:35-48

ALLAH YANG SANGGUP

Hai orang Israel, mengapa kamu heran tentang kejadian itu dan mengapa kamu menatap kami seolah-olah kami membuat orang ini berjalan karena kuasa atau kesalehan kami sendiri. – Kis 3:12

Sebagai orang yang mulai aktif di gereja dan berbagai kegiatan rohani, beberapa kali saya diminta untuk mendoakan orang. Suatu hari, saya bersama seorang teman menjenguk seorang oma yang menderita osteoporosis di rumah sakit. Kaki sebelah kanan oma baru saja dioperasi. Tempurung lututnya diganti dengan yang baru. Walaupun operasi berhasil, namun oma masih belum mampu duduk, apalagi berjalan. Saya berdoa untuk oma itu dan keesokan harinya ia sudah diijinkan pulang ke rumah.‎

Di waktu yang lain, saya diminta mendoakan seorang yang tidak saya kenal. Ibu ini menderita kanker yang telah menahun. Anaknya mohon agar saya berkenan mendoakannya. Saya berdoa dan keesokan harinya ibu ini meninggal.

Atas dua kejadian itu saya merenung. Lebih baik jika saya tidak menjadi seorang pendoa. Saya merasa pasti anak yang ibunya meninggal akan sangat marah bila suatu saat bertemu dengan saya. Namun tiba-tiba, saya disadarkan bahwa dalam mendoakan orang, yang berkuasa adalah Tuhan. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil. Terpujilah nama Tuhan.

Tugas saya adalah memohon kepada Tuhan. Tugas saya adalah percaya kepada-Nya dan mohon kasih-Nya diturunkan atas orang-orang yang saya doakan. Sembuh atas tidak adalah urusan Tuhan. Apapun yang terjadi, pasti ada rencana Tuhan yang indah.‎

Dengan kesadaran ini, saya tetap mendoakan orang jika diminta. Dengan pengertian ini, saya menjadi semakin percaya bahwa bukan karena doa pastor atau siapapun maka orang itu sembuh. Karena kesembuhan berasal dari Tuhan. (Yo)

Jangan mengandalkan orang, tapi andalkanlah Tuhan!

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *