Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 23 November 2018

Why 10:8-11
Mzm 119:14,24,72,103,111,131
Luk 19:45-48

Tubuhku Adalah Bait-Mu

Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun. – Luk 19:46

Saat kita datang ke dalam persekutuan yang agung dengan Tuhan dalam Ekaristi, apakah kita selalu dalam keadaan kudus?

Tubuh kita adalah Bait Allah dan di sana Allah bersemayam. Pertanyaan, apakah kita sudah menjaga tubuh kita agar menjadi tempat yang kudus bagi Tuhan? Ataukah kita sama seperti para pedagang di Bait Allah yang membawa segala jenis ternak sehingga merusak Bait Allah?

Kerbau melambangkan kesombongan yang masih terus kita pelihara. Kambing melambangkan kemunafikan yang masih terus kita biarkan menempel dalam diri kita, perbuatan yang tidak sesuai dengan firman Tuhan yang kita baca setiap hari. Tuhan yang sama juga akan marah jika Bait-Nya tidak kudus, dan tentu akan membersihkannya dengan cara-Nya.

Kita perlu terus melakukan pertobatan dengan penuh kesadaran, agar kita tidak kehilangan kesempatan dan waktu yang masih Ia berikan kepada kita. Dan ketika waktu penghakiman Tuhan tiba, kita didapatkan kudus dan tidak bercela.

Tuhan yang penuh kasih akan selalu memampukan kita untuk hidup kudus, jika kita menjawab “ya” terhadap panggilan-Nya, yaitu panggilan untuk hidup dalam kekudusan. (In)

Apa yang saya lakukan untuk membersihkan dan menguduskan tubuh saya sebagai Bait Allah?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *