Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Rabu, 27 Januari 2016

2Sam 7:4-17
Mzm 89:4-5,27-30
Mrk 4:1-20

BENIH

Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah.. – Mrk 4:20

Suatu kali saya mengikuti retret tentang pelayanan. Dalam sharing kelompok, seorang ibu menceritakan pergumulannya menjadi seorang Katolik dan terlibat dalam pelayanan.

Awalnya, ibu ini berbeda keyakinan dengan suaminya yang Katolik. Seiring berjalannya waktu, ia menjadi tertarik untuk menjadi seorang Katolik, mengikuti jejak suaminya. Singkat cerita, ibu ini belajar agama dan akhirnya dibaptis. Ia mulai rajin mengikuti berbagai kegiatan yang diadakan oleh gereja. Kebetulan atasannya di kantor juga seorang Katolik dan juga terlibat aktif dalam pelayanan gereja. Iapun sering diajak atasannya untuk pelayanan.

Namun perjalanannya menjadi umat Katolik yang setia tidak mudah karena ia masih sering mendapat tawaran untuk kembali ke agama yang diyakininya dulu. Namun ibu ini tetap memegang teguh keyakinan imannya yang sekarang. Tuhanpun memberikan talenta yang luar biasa kepadanya. Dari awalnya yang hanya umat biasa, sekarang ia aktif melayani sebagai singer dalam persekutuan doanya. Bahkan beberapa kali ia diminta menjadi pemimpin pujian dalam kebangunan rohani yang diadakan di kotanya.

Kita semua adalah benihnya Tuhan. Hidup ini memang pilihan. Menjadi baik atau buruk tergantung pada diri kita sendiri. Namun marilah kita memilih menjadi benih yang ditaburkan di tanah yang baik, agar hidup kita bisa berbuah lebat sehingga menjadi berkat bagi sesama. Jangan sia-siakan hidupmu, jadilah benih di tanah yang baik. (Ar)

Sudahkah saya menjadi benih yang baik sehingga berbuah bagi sesama?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *