Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Selasa, 28 Agustus 2018

2Tes 2:1-3a, 13b-17
Mzm 96:10-13
Mat 23:23-26

Santo Agustinus

Untuk itulah Ia telah memanggil kamu oleh Injil yang kami beritakan, sehingga kamu boleh memperoleh kemuliaan Yesus Kristus, Tuhan kita.- 2 Tes: 14

Agustinus lahir di Tagaste, Algeria, Afrika pada 13 November 354. Ayahnya bernama Patrisius, seorang kafir, dan ibunya Santa Monika. Ibunya mendidik ketiga anaknya dalam iman kristiani. Namun menginjak dewasa, Agustinus mulai hidup liar.

Agustinus dan sahabatnya Alypius pergi ke Italia untuk mencari sesuatu dalam berbagai aliran kepercayaan untuk mengisi jiwanya yang kosong. Sembilan tahun lamanya ia menganut aliran Manikisme, yaitu bidaah yang menolak Allah dan mengutamakan rasionalisme. Tetapi tanpa kehadiran Tuhan dalam hidupnya, jiwanya masih kosong.

Pada usia 31 tahun, ia mulai tergerak untuk kembali kepada Tuhan berkat doa-doa ibunya dan berkat ajaran Santo Ambrosius, Uskup Milan. Pada 387, Agustinus dibaptis oleh Uskup Ambrosius. Tahun 388 setelah ibunya wafat, ia tiba di Afrika. Ia menjual semua harta miliknya dan membagi-bagikannya kepada mereka yang miskin. Ia juga mendirikan komunitas religius, empat tahun kemudian ia diangkat menjadi Uskup Hippo. Semasa hidupnya, ia seorang pengkotbah ulung. Banyak orang tak percaya kembali ke Gereja Katolik. Ia juga mendirikan biara di Hippo.

Agustinus wafat pada 28 Agustus 430 di Hippo dalam usia 76 tahun. kumpulan kotbah, surat, serta tulisannya menjadi warisan gereja yang amat berharga. (Sumber: Saints For The Teenage Soul; www.angelfire.com/ar/tjhsaint; Agustinus: Pengakuan-Pengakuan)

Belajar dari sikap St. Agustinus, tak peduli seberapa jauh kita menyimpang dari Tuhan, Ia selalu siap membawa kita kembali. Sama seperti St. Agustinus seorang kafir yang dipanggil menjadi seorang Uskup. Kitapun dapat bertumbuh dalam kasih dan karunia Tuhan. (Ar)

Apa yang bisa saya teladani dari St. Agustinus?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *