Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 28 Februari 2025
Sir 6:5-17
Mzm 119:12,16,18,27,34,35
Mrk 10:1-12
Akhir Dari Zina
Lalu kata-Nya kepada mereka,”Siapa saja yang menceraikan istrinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia berzina terhadap istrinya itu. – Mrk 10:11
Saat itu merupakan hari yang cukup melelahkan bagi saya. Saya tiba di rumah sekitar pukul 20.00 WIB dan bersiap untuk mandi ketika keponakan saya memanggil dan memberitahu saya bahwa ada warga yang ingin bertemu dengan saya sebagai ketua RT.
Saya mempersilakan dua pemuda tersebut memasuki rumah saya dan duduk di ruang tamu. Pemuda yang berbadan lebih besar memperkenalkan diri sebagai orang yang kost di salah satu rumah warga saya. Pemuda yang lebih kecil adalah adiknya yang ingin membantu dan menemani sang kakak. Pemuda yang besar melirik salib dan patung Bunda Maria ada di ruang tamu saya lalu bercerita kepada saya bahwa ia sudah bercerai dengan istrinya dan meninggalkan 2 orang anak. Lalu, ia berkenalan dengan seorang wanita cantik lewat Facebook. Singkat cerita, ia mencari kost yang dekat dengan tempat wanita itu bekerja dan membayar sewa kost untuk satu kamar serta mengaku kepada pemilik kost bahwa mereka adalah suami istri. Setelah 5 bulan kost bersama, dia baru melihat watak asli wanita ini. Wanita ini bersikap sangat kasar dan telah melakukan kekerasan padanya. Pemuda itu memperlihatkan bekas gigitan di tangan serta cakaran di lehernya. Dia juga memperlihatkan bajunya yang sudah terkoyak akibat ulah wanita itu. Ke manapun si pemuda itu pergi, wanita itu mencarinya dan pasti bisa menemukannya. Saat si pemuda pulang ke rumah orang tuanya, si wanita mencari rumah itu bahkan memanjat pintu pagarnya dan minta agar si pemuda kembali ke kost. Si pemuda minta pertolongan pada saya agar saya dapat menjadi penengah karena pemuda itu benar-benar ingin meninggalkan wanita itu dan tidak ingin wanita itu menemuinya lagi. Masalah ini akhirnya bisa diselesaikan dengan baik dengan bantuan pihak RW dan keamanan.
Melalui Injil hari ini, Yesus kembali mengingatkan kita agar setia pada komitmen pernikahan. Sudah sejak semula, laki-laki meninggalkan orang tuanya untuk bersatu dengan istrinya. (Yo).
Perzinahan hanya membawa kenikmatan sesaat namun depresi dan penderitaan yang berlarut-larut.
No responses yet