Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Rabu, 08 Maret 2017

Yun 3:1-10
Mzm 51:3-4,12-13,18-19
Luk 11:29-32

SERUAN PERTOBATAN

..haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya. – Yun 3:8

‎Masa Prapaskah selalu didengungkan sebagai masa pertobatan. Pada masa ini, umat Katolik diajak untuk bermati raga dengan berpantang dan berpuasa sebagai silih atas dosa-dosa kita sendiri maupun bagi seluruh umat manusia.

‎Namun sebenarnya, pertobatan itu merupakan proses yang terus berlangsung dalam hidup kita, sepanjang waktu. Bukan hanya pada masa tertentu atau karena ada hal tertentu. Hal ini karena kita adalah manusia yang lemah dan tantangan untuk melakukan yang benar akan selalu kita hadapi dari waktu ke waktu.

‎Coba saja perhatikan, dalam segala sesuatu kita selalu dihadapkan pada beberapa pilihan. Jelas, kita tidak akan memilih yang ekstrim yang kita tahu salah. Tapi, ada begitu banyak pilihan yang tersamar sehingga terkadang sulit bagi kita untuk dapat memilih dengan benar. Tentu saja, kita diberi kesempatan untuk salah dan untuk itu jugalah kesempatan untuk mengakui kesalahan yang kita lakukan selalu terbuka. Yang terpenting, belajarlah dari kesalahan agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama.

‎Namun sebagai manusia yang lemah, kita juga membutuhkan momen-momen istimewa seperti masa Prapaskah ini untuk mengingatkan kita tentang arti pertobatan yang sesungguhnya. Pertobatan bagi kita bukanlah suatu kewajiban, melainkan sebagai respon kita yang ingin mengasihi Dia yang sudah terlebih dulu mengasihi kita dengan kasih-Nya yang begitu besar yang ditunjukkan-Nya di kayu salib.

‎Semoga kita tidak menyia-nyiakan kesempatan dalam masa Prapaskah ini untuk sungguh-sungguh bertobat dari segala dosa dan perilaku kita yang salah. (Jc)

Apa yang akan saya lakukan sebagai bentuk nyata pertobatan saya?‎

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *