Diutus

Apakah yang dapat kita pelajari dari bacaan minggu ini?

  1. Tuhan memilih dan memanggil kita untuk diutus
  • Seperti nabi Amos dan kedua belas murid, kita pun dipilih Tuhan untuk menjalankan perutusan. Misi perutusan kita adalah agar orang-orang bertobat (Mrk 6: 12) dan memberitakan Injil (Mat 28:19-20) dan misi ini dilakukan sesuai dengan panggilan kita masing-masing seperti yang sudah ditetapkan Tuhan (menjalani kehidupan religious, selibat atau berkeluarga).
  • Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambal mengajar? Mengapa? Yesus ditolak di Nasaret, namun hal ini tidak menghentikan misi Yesus dari Allah Bapa untuk menyerukan pertobatan dan Kerajaan Allah, Yesus masuk ke desa-desa, suatu lingkup yang lebih kecil untuk mengjangkau jiwa-jiwa. Kita pun perlu belajar seperti Yesus, mengjangkau jiwa-jiwa sampai kepada kelompok kecil. Kelompok terkecil dalam komunitas adalah sel, dalam gereja adalah keluarga. Sel dan keluarga merupakan “target” untuk mengajak semakin banyak jiwa bertobat dan mengalami Tuhan yang hidup.
  • Oleh karena itu hendaknya kita mengenali setiap anak sel yang dipercayakan, mengikuti teladan Yesus, sang Gembala Agung, yang mengenal & memanggil setiap dombaNya dengan nama. Karena setiap domba unik dan berbeda, kebutuhan dan kondisi setiap domba berbeda.
  • Disaat sulit menghadapi domba/anak sel, berdoa (bila perlu berpuasa) minta hikmat dan pertolongan Tuhan. Domba yang sudah mulai kering atau menghilang, jangan dibiarkan, berikan usaha yang terbaik sembari terus mendoakan domba/anak sel ybs.
  • Yesus mengutus kedua belas murid berdua-dua. Mengapa berdua-dua?
  • Hal ini terkait dengan tradisi yang berkembang dalam bangsa Yahudi untuk memutuskan suatu perkara atas dasar dua/tiga orang saksi (Ul 17:6; 2Kor 13:1).
  • Tugas perutusan yang dilakukan dengan berdua-dua dapat saling melengkapi, saling meneguhkan, saling mendoakan serta saling mengingatkan agar kita tidak menjalankan perutusan menurut kehendak sendiri.
  • Contoh: dalam sel, perlu ada korsel dan wakorsel yang perlu bekerja sama untuk menggembalakan sel. Dalam keluarga, pasutri sebagai pasangan yang terikat dalam Sakramen Pernikahan diutus untuk melakukan pewartaan dalam keluarga sesuai dengan peran masing-masing (suami/ayah, istri/ibu & orangtua).
  • Tuhan memilih kita, bukan kita yang memilih Tuhan (Yoh 15:16a “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu”). Saat Tuhan memilih dan memanggil kita, Dia tidak memperhitungkan status atau latar belakang kita. Nabi Amos bukan dari golongan nabi, ia hanya seorang peternak dan pemungut buat ara hutan. Tuhan dapat memilih siapa saja dan ketika Dia memilih kita maka pasti kita akan diperlengkapi dengan kasih karuniaNya, hikmat dan segala sesuatu yang diperlukan dalam menjalankan misi perutusan kita.
  1. Tantangan atau penolakan dalam menjalankan misi perutusan

Menjalankan tugas perutusan atau pelayanan tidak selalu mulus, tantangan bahkan penolakan mungkin saja terjadi. Bila kita menghadapi penolakan, bagaimana kita harus menyikapinya? Mari kita belajar dari Nabi Amos.

Sebagai latar belakang, pasca Raja Daud dan Salomo, kerajaan Israel terpecah menjadi 2: Kerajaan Israel/Utara dengan ibukota Samaria dan Kerajaan Yehuda/Selatan dengan Yerusalem sebagai ibukota.  Dua kerajaan tersebut mempunyai tempat suci mereka masing-masing: kerajaan Utara memiliki Betel (Rumah Allah); sementara kerajaan Selatan memiliki tempat suci yang jauh lebih bergengsi, yaitu Bait Allah di Yerusalem. Oleh karena itu, persaingan antar kedua kerajaan yang bersaudara ini sangat kental. Tidak mengherankan ketika Nabi Amos diminta oleh Allah untuk bernubuat di Utara, ia langsung ditolak dan penolakan paling keras datang dari seorang imam yang bernama Amazia. Nabi Amos disuruh pulang dan bernubuat di daerah asalnya.

Hal penting yang dapat kita pelajari dari Nabi Amos adalah ketaatan seorang nabi dalam menjalankan tugas perutusannya. Nabi Amos pasti tahu risiko dari perutusannya, tetapi ia tetap menjalankan tugas itu dengan sepenuh hati. Meski diusir, Nabi Amos tetap menyampaikan nubuat-nubuat yang diterimaNya dari Tuhan Allah. Jangan menyerah ketika kita mengalami tantangan bahkan penolakan dalam tugas perutusan, tetap taat sampai ahkir dan libatkan Tuhan.

Apakah tantangan terbesar yang pernah Anda alami dalam menjalankan tugas perutusan di komunitas atau keluarga? Apa yang Anda lakukan? Sharingkan

 

  1. “Do” & “Don’t” dalam menjalankan misi perutusan
  • Dalam Injil Yesus memberitahukan kepada para murid untuk tidak membawa apa-apa dalam perjalanan para murid, termasuk roti, bekal dan ikat pinggang serta tidak memakai dua baju. Yesus mengajarkan kepada kita agar kita tidak khawatir dengan segala kebutuhan kita saat menjalankan tugas perutusan. Kita harus sepenuhnya percaya kepada penyelenggaraan Ilahi yang akan mencukupi kebutuhan kita. Yesus mau kita fokus pada tugas perutusan yang dipercayakan kepada kita.
  • Para murid hanya boleh membawa tongkat dan memakai alas kaki. Tongkat digunakan sebagai penopang ketika melakukan perjalanan, sebagai pegangan agar kita dapat berdiri tegak, dan bagi gembala tongkat digunakan untuk mengarahkan kawanan domba. Tongkat melambangkan kekuatan yang diberikan kepada para murid dalam menyelesaikan perjalanan misi mereka. Yesus menyertai dan mendampingi para murid. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi kita untuk khawatir atau menolak panggilan perutusan/pelayanan. Tuhan yang akan memberikan kekuatan dan kesanggupan bagi kita sepanjang perjalanan perutusan/pelayanan kita dan Dia akan selalu menyertai seperti sabdaNya dalam Mat 28:20b “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada ahkir zaman”
  • Perlu diingat bahwa perutusan/pelayanan kita berlangsung disepanjang hidup kita, tidak berhenti saat kita sudah tidak memegang suatu jabatan dalam komunitas/gereja. Perutusan/pelayanan tetap berjalan dalam sel, keluarga dan lingkungan dimana Tuhan tempatkan kita melalui kesaksian hidup dan perkataan kita.
  1. Apa yang diperlukan dalam menjalankan misi perutusan ?
  • Dari pihak kita yang diutus:
    • Seperti Paulus katakan dalam bacaan ke 2 kita perlu menjaga kekudusan kita (hati & pikiran).
      • Sebelum mengajak orang lain bertobat dan menerima Injil, kita pun perlu menguji diri apakah kita sudah bertobat terutama lepas dari dosa berat atau keterikatan, terus memperbaiki diri dan belajar menjadi pelaku firman. Perkataan dan perbuatan kita sebagai pelaku firman akan melekat dan lebih mudah diingat oleh orang lain untuk menerima Injil. Kutipan bijak “1 teladan lebih berdampak daripada 1000 kata-kata”.
      • Lakukan self reflection on daily basis; apa yang sudah kita katakan dan lakukan dengan baik dan mana yang perlu diperbaiki. Minta Roh Kudus menolong dan mengingatkan kita
      • Terima Sakramen Tobat minimal 1x/bulan, dengan menerima Sakramen Tobat melatih diri untuk berjuang lepas dari dosa dan menyadari bahwa kita butuh rahmat dari Tuhan untuk menjadi murid yang setia
    • Memiliki relasi yang intim dan melekat kepada Tuhan sebagai pokok anggur
  • Dari Tuhan sebagai pihak yang mengutus: kepada kedua belas murid, Yesus memberi kuasa atas roh-roh jahat sehingga banyak setan diusir dan orang sakit disembuhkan.
  • Kuasa yang diberikan Yesus memampukan kita untuk menjalankan misi perutusan sehingga kita dapat memenangkan jiwa-jiwa. Penyembuhan orang sakit tidak terbatas pada sakit fiisk, dewasa ini banyak jiwa-jiwa yang mengalami sakit rohani dan psikis yang perlu disembuhkan juga
  • Tentunya kuasa ini akan diberikan sejalan dengan ketaatan dan penyerahan kita sepenuhnya dalam perutusan/pelayanan kita dan sejauh mana kita relasi kita dengan Tuhan. Tuhan yang akan mengetahui kedalaman hati kita yang akan memberikan kuasa dan rahmat yang kita butuhkan dalam menyelesaikan setiap tugas perutusan/pelayanan kita.

 

Apakah yang masih harus Anda lakukan agar memperoleh segala sesuatu yang dibutuhkan dalam menjalankan misi perutusan Anda? Sharingkan

 

 

Kesimpulan

Kita sudah menjadi anak-anakNya saat kita dibaptis, kita sudah beroleh penebusan yaitu pengampunan dosa bahkan kita sudah dimateraikan dengan Roh Kudus (bacaan ke 2). Apakah masih ada alasan bagi kita untuk menolak panggilan Tuhan untuk melayani Dia, menjadi utusanNya dalam memberitakan Injil dan memberikan kesaksian?

“Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau  tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran” (2Tim 4:2)

Tags:

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *