Ketika saya mendapat kabar bahwa saya harus bekerja menjelang Paskah, sempat terlintas di pikiran saya untuk minta izin tidak berangkat dengan alasan sakit. Namun, Tuhan berbicara kepada saya melalui sebuah peristiwa. Ketika saya sedang membongkar notes dan barang-barang semasa saya kuliah, saya menemukan sebuah kartu kecil yang saya pakai untuk pembatas buku bertuliskan “WWJD” (What Would Jesus Do). Saya diingatkan bahwa Tuhan Yesus tidak akan pernah meninggalkan tanggung jawabnya untuk kepentingan pribadi.

Tanggal 26 Maret, saya berangkat untuk bekerja di kapal selama satu bulan. Setiba di kapal, internet yg biasa saya pakai untuk berkomunikasi dengan keluarga di rumah sedang down. Saat itu,  pikiran saya langsung beranjak: “Bagaimana caranya saya bisa mengikuti misa Kamis Putih dan Jumat Agung secara online?”

Satu-satunya alternatif jaringan internet yg tersedia adalah yang dahulu dipakai oleh crew kapal dan sudah tidak pernah disentuh lagi sejak lama. Saya meminta voucher untuk mengaksesnya dan mendapatkan kuota 2GB. 

Pada jadwal misa Kamis Putih online, saya berdoa agar internet lancar tanpa masalah internet yang putus sambung. Puji Tuhan, doa saya terjawab! Keesokan harinya pada misa Jumat Agung, doa yang sama saya panjatkan dan, puji Tuhan, saya juga bisa mengikuti misa sampai tuntas meski koneksi sempat terputus selama 10 menit. 

Akhirnya tinggal 1 hari dari serangkaian Easter Triduum yg harus saya ikuti. Saya berencana meminta izin ke atasan saya untuk turun ke daratan untuk mengikuti misa Minggu Paskah. Saya bawa keinginan saya dalam doa. Puji Tuhan, atasan saya mengizinkan!

Karena begitu senangnya, saya bercerita ke banyak orang kalau saya akan mengikuti misa hari Minggu Paskah di sebuah gereja Katolik di dekat dermaga. Yang lebih mengejutkan lagi, ada 4 orang yang ingin bergabung ikut misa bersama saya dan mereka tidak keberatan meskipun itu misa Katolik. 

Dari 4 orang tersebut, 2 orang adalah anggota gereja Anglikan, 1 orang dulu pernah ke gereja Kristen, dan 1 orang lagi adalah eks-jemaat Church of England. Mereka semua mempunyai satu kesamaan: sudah lama tidak pernah ke gereja.

Setibanya saya di gereja, yang membawakan misa adalah romo Joseph Laundy, seseorang yang saya kenal di Perth. Dalam homilinya, Beliau menyinggung tentang the power of resurrection, yaitu “bringing people together“. 

Lewat homili romo Joseph, saya percaya kalau Tuhan membuat saya pergi bekerja karena Dia mau saya membawa 4 orang rekan kerja saya itu untuk bertemu muka dengan Tuhan setelah sekian lama. Andaikan saya tidak berangkat bekerja, saya mungkin tidak akan mengalami keajaiban Paskah ini dan merayakannya bersama ke 4 orang tadi. 

1 Kor 1:17-18: “Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, tetapi untuk memberitakan Injil; dan itupun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia. Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.” (A.N.T)

Categories:

Tags:

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *