Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 18 Februari 2017

Ibr 11:1-7
Mzm 145:2-5,10-11
Mrk 9:2-13

IMAN BUKAN PAKSAAN

Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. – Ibr 11:4‎

Kain dan Habel keduanya memberi persembahan kepada Tuhan. Kain si petani memberikan sebagian dari hasil tanahnya kepada Tuhan dan Habel si gembala memberikan persembahan dari anak sulung kambing dombanya. Allah menerima persembahan Habel dan tidak menerima persembahan Kain, sehingga Kain marah dan membunuh Habel. ‎

Pertanyaan: Mengapa Allah tidak menerima persembahan Kain? Kitab Kejadian tidak memberi jawaban, tetapi penulis Ibrani memberikan jawabannya. Habel memberikan persembahan itu dengan IMAN, dan Kain tidak. Kain tidak percaya secara penuh kepada Allah. Kain berpikir Allah harus menerima persembahannya, sehingga ketika hal itu tidak terjadi, ia menjadi marah.

Ibu saya dibaptis menjadi umat Kristiani denominasi tertentu karena ikut ajakan tante saya. Selama berminggu-minggu sesudahnya, kami berdebat tentang iman Kristen VS Katolik. Akhirnya saya katakan bahwa lebih baik iman kami yang agak berbeda ditunjukkan melalui buahnya. Sejak saat itu kami tidak pernah berdebat soal iman lagi. Walaupun iman kami berbeda, namun kasih di antara kami tetap besar.

Dalam hati saya selalu berdoa dan rindu ibu saya bisa menjadi seorang Katolik. Namun, hal itu terlihat mustahil. Delapan tahun berlalu, hingga tahun 2016 lalu ibu mengungkapkan niatnya untuk masuk Katolik. Hal ini membuat saya kaget sekaligus gembira.

Doa yang kita panjatkan selama bertahun-tahun kadang membuat kita ragu apakah akan dikabulkan. Namun dengan keyakinan kuat dan kepasrahan bahwa Tuhan akan memberi yang terbaik, serta tidak memaksakan keinginan sendiri, maka Allah akan menjadi segalanya teramat indah. (Yo)

Sudahkah saya beriman dengan benar?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *