Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Selasa, 20 September 2016‎

Ams 21:1-6,10-13
Mzm 119:1,27,30,34,35,44
Luk 8:19-21

TUTUP TELINGA

Siapa menutup telinganya bagi jeritan orang lemah, tidak akan menerima jawaban, kalau ia sendiri berseru-seru. – Ams 21:13

Kehidupan dan kerasnya perjuangan hidup di kota besar terkadang membuat manusia menjadi lebih egois dan tidak mau mengalah. Banyak kemacetan yang terkunci dan sulit diurai bukan semata-mata karena banyaknya kendaraan di jalan, tapi karena masing-masing pengguna jalan merasa punya kepentingan yang harus diutamakan, sehingga semua tidak mau mengalah dan mau lebih dulu.

Pesatnya kemajuan dan kecanggihan teknologi membuat banyak hal menjadi instan. Begitu menariknya ketika semua yang kita butuhkan dapat kita peroleh dengan hanya memainkan jari di gadget. Begitu mudahnya memesan makanan atau transportasi hanya dengan bermodalkan gadget. Sampai-sampai ada ungkapan yang mengatakan “lebih baik ketinggalan dompet daripada ketinggalan gadget”. Seolah banyak hal hanya berada dalam satu genggaman.‎

Sayangnya, kondisi dan kemajuan ini justru membuat kita menjadi tidak perduli dengan orang lain di sekitar kita. Kita menjadi apatis dan sibuk dengan dunia kita sendiri. Tanpa kita sadari, kita sudah begitu terlarut dalam kehidupan dunia maya. Telinga kita seolah tertutup bagi orang-orang di sekitar kita.

Pada akhirnya kita menjadi lupa, bahwa kita tetap membutuhkan orang lain. Akan ada waktunya di mana kita memerlukan orang-orang di sekitar kita. Waspadalah akan kemajuan jaman yang sering membuat kita menjadi pribadi yang egois dan tidak lagi perduli terhadap sesama. (Md)

Apakah saya masih perduli terhadap orang di sekitar saya?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *