Renungan Katolik “Bahasa Kasih” ‎
Kamis, 22 Juni 2017

2Kor 11:1-11
Mzm 111:1-4,7-8
Mat 6:7-15

THE ART OF PRAYER IS HEART

Dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. – Matius 5: 7

‎Injil Matius merupakan permulaan pengajaran Yesus (dari bab 5 sd 7). Yesus membuka pikiran para pendengar-Nya tentang cara berdoa. Yang terutama dalam berdoa bukanlah apa yang hendak saya ucapkan, tetapi dengan siapa saya akan berbicara. Ketika kita menyadari dengan siapa kita akan berbicara, maka kita sudah berada dalam doa itu sendiri. Tidak ada yang lebih penting dalam doa selain menyadari kehadiran Tuhan. Jika kita berbicara dengan seseorang maka kita harus memandangnya untuk mengakui keberadaan orang tersebut, demikian halnya dengan Tuhan.

‎Sebagai cara untuk membantu kita berdoa, Yesus mengajak kita untuk menyapa Allah dengan panggilan Bapa. Bagi saya, hal ini sangat membantu saya menyadari kehadiran Allah, karena membawa saya untuk mengenal Allah yang tak terjangkau, kepada Bapa yang selalu mengasihi, menyediakan, dan melindungi.

‎Bukan keindahan kata-kata dalam doa yang membawa kita kepada keindahan hadirat Tuhan, melainkan keindahan hadirat Tuhanlah yang membuat doa kita menjadi indah. Bukan keindahan nyanyian kita yang membawa kita kepada kehadiran Tuhan, tapi kehadiran Tuhanlah yang membuat kita bernyanyi.

‎Dengan menyapa Bapa, doa bukan sekedar penyampaian permohonan, tetapi menjadi sarana untuk kita menjalin relasi pribadi kita dengan Tuhan. Dengan menyapa Bapa, kita tidak hanya sekedar meminta sesuatu, tetapi meminta ijin-Nya bagi kita untuk memiliki sesuatu, karena seorang Bapalah yang paling mengetahui apa yang kita butuhkan dan apakah itu baik bagi kita. (Pt)

Apakah saya mengijinkan Bapa untuk ikut ambil bagian dalam hidup saya?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *