Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Kamis, 25 Februari 2016

Yer 17:5-10
Mzm 1:1-4,6
Luk 16:19-31

PERCAYA ATAU TIDAK

Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, Sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati. – Luk 16:31

Seorang anak kecil bisa mengarang seorang teman imajinasi yang tidak tampak. Dia bisa membayangkan sedang bermain dengan teman imajinasinya itu sekalipun tak ada satupun orang dewasa yang dapat melihatnya. Tapi dalam hatinya, ia meyakini semua itu nyata.

Seiring berjalannya waktu, ketika kita tumbuh dewasa, hati kita menjadi semakin sulit mempercayai segala hal yang tidak pasti. Kedewasaan menuntut kita untuk menjadi realistis. Kita hanya bisa mempercayai apa yang bisa kita lihat, kita sentuh, atau kita dengar dengan indera kita. Maka semakin sulit pula bagi kita untuk menerima konsep yang abstrak seperti tentang surga, neraka, dan kebangkitan.

Mungkin semua itu terasa tidak nyata. Tetapi, bukan berarti tidak ada bukan? Seperti sinyal Wi-Fi, kita tidak dapat melihatnya, menyentuhnya, atau mendengarnya, tetapi ketika kita menyalakan penerima Wi-Fi di laptop, kita dapat melihat berbagai sinyal yang sedang beredar di sekitar kita.

Sama halnya dengan iman, ketika kita percaya, kita menyalakan “penerima sinyal” di dalam diri kita. Maka hal-hal yang terdengar mustahil menjadi tidak lagi mustahil. Masalahnya adalah, “tombol nyala mati-nya” hanya dapat kita temukan di dalam diri kita sendiri. Perkara mau dimatikan atau dinyalakan, itu adalah keputusan kita sendiri. Dengan kata lain, keputusan untuk percaya atau tidak berada di tangan kita sendiri. (Hd)

Bagaimana tingkat kepercayaan saya kepada Tuhan?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *