Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Minggu, 25 Juni 2017

Yer 20:10-13
Mzm 69:8-10, 14,7,33-35
Rm 5:12-15
Mat 10:26-33

KEHENDAK TUHAN

Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. – Mat 10:29

Ketika ayah dipanggil menghadap Tuhan, saya bertanya kepada Tuhan, “Mengapa ayah harus meninggal?” Awalnya, sulit bagi saya untuk menerima kenyataan itu. Saat itu, alasan ayah masuk rumah sakit karena batuk-batuk dan diare. Kami membawanya ke rumah sakit untuk diinfus agar tubuhnya tidak kekurangan cairan. Saya pikir dua tiga hari saja tentu sudah pulang ke rumah. Namun kenyataan berkata lain. Sejak itu, beliau tidak pernah kembali ke rumah lagi.

Kami sekeluarga tidak menyangka akan hal ini. Kaget dan sedih bercampur menjadi satu. Kamipun berusaha tegar dan merelakan kepergiannya. Sekarang, sudah tiga belas tahun berlalu dan kami menyadari bahwa kepergiaan ayah sesuai dengan kehendak Tuhan dan merupakan jalan terbaik baginya. Sehari sebelum ayah meninggal, dokter spesialis paru melakukan pengecekan. Setelah ayah meninggal, kami baru mendapatkan informasi bahwa kemungkinan besar ayah menderita kanker paru.

Firman Tuhan hari ini mengatakan, “Dua ekor burung pipit dapat dibeli dengan satu mata uang yang paling kecil. Meskipun begitu, tidak ada seekorpun yang jatuh ke tanah kalau tidak dikehendaki Bapa.” Tuhan tahu yang terbaik bagi ayah, karena itu Ia sudah menjemputnya terlebih dulu tanpa ayah harus merasakan sakit lebih lama. (Dn)

Apakah saya percaya bahwa kehendak Tuhan adalah yang terbaik?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *