Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 26 Mei 2017

Kis 18:9-18
Mzm 47:2-7
Yoh 16:20-23a

Awal Novena Pentakosta

MENJADI SEORANG IBU

Seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah ia melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia. – Yoh 16:21

Apa yang tertulis dalam Injil hari ini sama persis dengan apa yang saya rasakan beberapa tahun lalu. Saat itu, saya sedang menemani kakak menunggu detik-detik kelahiran bayinya. Melihat kakak merintih kesakitan, saya yang awalnya berniat ingin berada di sisinya untuk menguatkannya jadi tidak tega dan hanya bisa melihat ke arah luar jendela sambil menangis.

Ketika itu saya mengatakan kepada Tuhan bahwa saya takut melahirkan meski rasanya ingin sekali suatu hari melahirkan secara normal. Saya merasa tidak kuat merasakan sakitnya. Tetapi pernyataan itu cepat-cepat saya tarik kembali dan memohon ampun kepada-Nya karena begitu melihat keponakan saya lahir, saya merasa lega dan bahagia sekali seolah saya sendiri yang mengalami proses itu. Rasa sakit saat bersalin itu benar-benar telah dibayar lunas ketika melihat kelahiran seorang bayi mungil.

Sungguh luar biasa rasanya menjadi seorang ibu yang dianugerahi oleh-Nya untuk dapat memberi kehidupan bagi si kecil ke dunia. Sebuah kebanggaan, kehormatan, dan kepercayaan dari-Nya untuk menjadi seorang ibu.

Terima kasih Tuhan atas anugerah dan kepercayaan yang Engkau berikan kepada para wanita untuk menjadi seorang ibu. Ajar kami untuk selalu meneladani sikap dan sifat keibuan-Mu. Amin. (Cr)

Sudahkah saya meneladani sikap dan sifat keibuan-Nya?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *