Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Senin, 03 April 2017

Dan 13:1-9, 15-17,19-30,33-62
Mzm 23:1-6
Yoh 8:1-11

SEBERAPA SEMPURNAKAH KITA?

Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu. – Yoh 8:7

Selama beberapa bulan lalu, Jakarta ramai diberitakan tentang gubernur yang menistakan agama. Banyak orang lantas berbondong-bondong menuding beliau bersalah. Menjadi semakin seru karena banyak orang yang hanya menjadi pengikut, tanpa pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi. Keadaan semakin memanas karena banyak oknum yang merasa ahli dan benar, lantas menyatakan gubernur tersebut telah melakukan kesalahan fatal.

Dari peristiwa itu, sayapun berpikir. Saya pribadi tidak suka melihat “pengadilan” massal tersebut. Tapi nyatanya secara tidak sadar, saya dan mungkin kita, sering membuat “pengadilan” bagi orang lain. Seringkali kita merasa diri paling benar dan orang lain yang berbeda dari kita atau yang melakukan sesuatu yang agak melenceng adalah salah. Lantas, apa bedanya kita dengan orang-orang yang mendemo sang gubernur? Apalagi bila dibandingkan dengan orang-orang yang melempari batu kepada perempuan yang berzinah.

Bila ditilik lagi, saya hanya manusia biasa yang pasti penuh dengan dosa. Lantas mengapa saya berani menuding orang lain salah di saat diri sayapun belum dan tidak akan pernah menjadi sempurna. Jadi, bukankah akan lebih indah bila saya menjalani hidup ini dengan sebaik mungkin ketimbang merasa diri paling sempurna dan menjadikan diri saya sebagai hakim atas orang lain? (Ve)

Apakah saya sering merasa diri paling benar dan menghakimi orang lain?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *