Renungan Katolik “Bahasa Kasih” ‎
Senin, 05 Juni 2017

Tb 1:1a,2a,3;2:1b-8
Mzm 112:1-6
Mrk 12:1-12‎

BATU PENJURU

Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. – Mrk 12:10-11

‎Pengalaman hidup Yesus tidaklah spektakuler. Ia lahir di kandang domba, dibesarkan sebagai anak tukang kayu. Memulai pelayanan pada umur tiga puluh tahun dan meninggal dengan disalib. Pernah dielu-elukan sebagai Raja, namun dalam kurun waktu seminggu, mereka yang mengelukannya berbalik berteriak, “Salibkan Dia…salibkan Dia…”

‎Selama tiga tahun pelayanan-Nya, hanya mempunyai dua belas murid dimana satu murid mengkhianati-Nya. Kelihatannya punya banyak pengikut, tapi saat Ia disalib, semua meninggalkan-Nya.

‎Jika saya hidup di zaman itu, mungkin saya akan berpikir kalau Yesus telah gagal. Para pemimpin agama saat itu punya lebih banyak murid dan pengikut yang setia kepada mereka. Terbukti mereka bisa menghasut orang banyak untuk menyalibkan Yesus.

‎Tapi benarkah Ia gagal? Tidak! Yesus tidak gagal. Para murid, martir, santo dan santa banyak yang wafat dengan disiksa dan dianiaya demi mempertahankan iman mereka kepada-Nya. Mereka menyadari bahwa Yesus adalah Jalan Kebenaran dan Kehidupan. Jika Yesus adalah orang gagal, tidak mungkin banyak orang yang bersedia menukarkan nyawa mereka.

‎Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Batu penjuru adalah dasar yang teguh dari sebuah bangunan. Yesus adalah batu penjuru tersebut. Ia adalah dasar yang teguh bagi banyak orang yang percaya kepada-Nya. (Dn)

Apakah Yesus menjadi dasar yang teguh dalam hidup saya?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *